Bullying tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia, termasuk di negara-negara maju seperti Perancis, Belgia, Jepang, Amerika Serikat, dan banyak lagi. Bahkan 1 dari 3 siswa usia 12 hingga 16 tahun di Belgia pernah menjadi korban intimidasi di sekolah. Menurut otoritas setempat, bullying di lingkungan sekolah meningkat 10 kali lipat karena pelecehan di dunia maya. Masalah intimidasi diperparah dengan penggunaan media sosial oleh siswa. Melihat tingginya kasus bullying, di Belgia muncul gerakan satu Minggu untuk pencegahan intimidasi di sekolah baik untuk korban, saksi, orang tua, hingga profesional. (CNN Indonesia, “Kasus BullyingTerbanyakdi Dunia”, 14/4/2023). 

Oleh sebab itu, negara-negara tersebut telah melakukan serangkaian penelitian mengenai bullying, lintas bidang; dari pakar psikologi, pakar pendidikan, hingga pakar kesehatan, yang telah meramu berbagai pendekatan untuk mencegah terjadinya bullying. Buku ini bertujuan mengenalkan bullying dan cara-cara penanganannya. Namun hasil akhirnya bergantung pada kita sendiri. Dengan tekad dan kasih sayang pada anak-anak kita, niscaya dapat menyelamatkan mereka. Sehingga output-nya, dapat menyelamatkan generasi penerus kita.